Jumat, 07 Desember 2018

Mengenal Komputer Pencegah Stall Boeing737 Max8


Pesawat Boeing737-Max8 lebih hemat bahan bakar dari pada model versi sebelumnya karena ada perubahan posisi engine lebih kedepan, arah semburan pancar gas (Engine Thrust) lebih mendongak (Higher up) dan pemanjangan hidung pesawat (Nose Radome) sekitar 8 inch. Akibatnya pesawat mudah Stall (Pesawat jatuh dan tak dapat dikendalikan) bila diterbangkan pada kecepatan rendah secara manual tanpa kendali otomatis (Autopilot). Untuk mengatasi hal itu Boeing mengenalkan sistem baru komputer pencegah Stall namanya Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).
MCAS mendapat masukan (Input) dari Sudut Serang/ AOA (Angle Of Attack) kepunyaan Pilot, perlu diketahui bahwa AOA kedua juga terpasang pada Copilot juga. Apabila pesawat Stall (terjadi jika penunjukkan AOA menunjukkan harga maximum), maka MCAS memberikan keluaran (Output) kepada Trim dan menggerakkan Trim (Runaway Trim) sehingga pesawat menukik (Dive) kebawah membuat Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver) kecepatan akan bertambah (Gaining Speed) sehingga pesawat terbebas dari Stall.

Masalah yang dihadapi.
1.       Dari pengunduhan (Download) data kotak hitam (Flight Data Recorder). Kemungkinan besar pesawat PK-LQP/JT610 mengalami kerusakan AOA (Adanya perbedaan penunjukan AOA antara Pilot dan Copilot sebesar 20 derajat), akibatnya pesawat dianggap Stall oleh MCAS diproses untuk menggerakkan Trim dan akhirnya pesawat menukik membuat Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver), karena ketinggian masih rendah (setelah Take-off) maka pesawat menghantam laut. Untuk mengurangi resiko perbedaan AOA, Southwest Airline menambahkan AOA ketiga pada Boeing737-Max8 miliknya guna pembanding (Cross check)
2.       MCAS ada pada Flight Crew Operation Manual (FCOM) Boeing737 Max8, tetapi apakah keterangan yang dimaksudkan cukup jelas dan dapat dimengerti oleh Pilot?
3.       Apakah Boeing dan Maskapai penerbangan (Airline) sudah melatih Pilotnya guna mengatasi masalah kelainan atau kerusakan pada AOA dan MCAS?
4.       Apakah AOA dan MCAS ini ada pada buku Kondisi Perlengkapan Minimum pesawat untuk terbang (Minimum Equipment List/MEL)? Sebab hal ini menjadi acuan bagi Pilot untuk memutuskan bahwa Pesawat dapat terbang atau dibatalkan terbangnya.

Mengacu pada manual Boeing737 Max8 :
MCAS dan Runaway Trim TIDAK aktif pada saat :
a.       Posisi Flaps turun (Extended)
b.      Pesawat sedang memakai Autopilot

MCAS dan Runaway Trim AKTIF pada saat :
a.       Terbang manual tidak menggunakan Autopilot
b.      Terbang dengan kecepatan rendah mendekati Stall
c.       Posisi Flaps terangkat (Retracted)

Manuver Tak Terduga pada pesawat Boeing737 Max8 dapat dicegah dengan:
1.       Mengikuti prosedur keamanan dan tindakan yang harus dilakukan Pilot apabila hal ini terjadi sesuai dengan Himbauan Keselamatan Darurat Nomor Emergency AD 2018-23-51 (Emergency Airworthiness Directive) yang dikeluarkan oleh Boeing dan atau FAA. Tetapi Penulis belum yakin apakah prosedur ini sudah diuji terbang atau belum? (Lihat Tulisanku Manuver Tak Terduga)
2.       Mematikan data keluaran MCAS dengan cara mematikan Trim Stab Switch (STAB TRIM Switch in CUTOUT Position, lihat gambar) sehingga Trim tidak bergerak sendiri dan tindakan selanjutnya adalah melawan pergerakan Trim dengan Servo/Electric Trim maupun Manual Trim. Kalau hal ini tidak dilakukan maka Pilot akan mengalami kesulitan untuk Recover karena mendapatkan Kemudi Yang Lebih Berat (Heavier Flight Control Force).
3.       Menggerakkan Trim Manual (Manual Trim) yang terletak pada panel tengah bawah (Pedestal/Console, lihat gambar) untuk melawan pergerakan Trim (Counteract Runaway Trim).
4.       Untuk melawan pergerakan Runaway Trim ini dapat juga menggunakan Trim Elektrik (Electric Trim, lihat gambar) yang terletak pada Flight Control Yoke/Column tapi ini sifatnya hanya sementara karena setelah 5 detik (five seconds) Trim akan bergerak kembali (Runaway Trim).




Usul dan Saran (Recommendation)
1.       Agar Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver) tidak mengagetkan dan menyulitkan pilot untuk berpikir dan bertindak mengembalikan pesawat pada posisi awal (Recover) maka di Pilot Instrument Panel perlu dipasang Peringatan Dini (Warning) bila ada kesalahan dan kerusakan pada AOA/MCAS.
2.       Harus dilakukan Uji Terbang (Flight Test) oleh Boeing untuk membuktikan apabila ada kerusakan pada AOA/MCAS terus terjadi Pergerakan Trim dan berujung pada Manuver Tak Terduga maka Pilot dapat mengembalikan pesawat ke kondisi awal (Recover) dengan baik.
3.   Atau dengan cara memperbaiki sistem MCAS dengan cara mengambil data masukan (Input) kepada MCAS dari dua sumber Sudut Serang (AOA) Pilot dan Copilot dan membandingkannya. Apabila perbandingan harga tersebut keluar dari harga yang telah ditentukan (Out of tolerance) maka akan memutus data keluaran (Output) dari MCAS kepada Trim Stabilizer (CUT OUT STAB TRIM) secara otomatis. Jadi Pilot tidak perlu mematikan STAB TRIM dan akan mempermudah kerja Pilot (Decrease Pilot Workload).
 
Salam untuk semuanya dari Mula Fridus, selengkapnya di mulafbb.blogspot.com

Referensi tulisan :
1.       Emergency Airworthiness Directive 2018-23-51, 07 Nov. 2018, FAA Aviation Safety
2.       What is the B737 Max MCAS, 17 Nov. 2018, The Air Current
3.       Southwest adding a new AOA to 737 Max, The Air Current.
4.     Preliminary KNKT.18.10.35.04 Aircraft Accident Investigation Report, 29 October 2018, KNKT.
 

Jumat, 09 November 2018

Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver)


 

Pendahuluan

Kita patut berduka dengan banyaknya korban jiwa pada kecelakaan pesawat B737-Max8 dengan nomor registrasi PK-LQP di pagi hari tanggal 29 Oktober 2018 di Tanjung Pakis Karawang. Penulis mengucapkan TURUT BERDUKA CITA KEPADA KELUARGA KORBAN.

Dalam proses pencarian penyebab kecelakaan itu pihak pabrikan pesawat BOEING dan FAA USA (Federal Aviation Administration United State of America) mengeluarkan Himbauan Keselamatan Kelaikan Udara nomer AD 2018-23-51 Darurat (Airworthiness Directive/AD no 2018-23-51 Emergency) yaitu petunjuk keselamatan yang menyatakan :

a.       Adanya kemungkinan Kesalahan Data Masukan Sudut Serang (Erroneously Angle Of Attack / AOA) pesawat PK-LQP menuju kepada Trim Stabiliser (Stabilizer Trim) sehingga motor trim bergerak dan pesawat menukik Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver) dengan kecepatan tinggi (lebih kurang 1000 km per jam) dan menghantam laut.

b.      Bila hal ini terjadi, maka Pilot harus mengambil serangkaian tindakan tertentu, antara lain pilot harus mematikan Trim Stabiliser Switch (Stabilizer Trim Switch in Cutout position) dan melawan pergerakan Motor Trim Stabiliser tersebut dengan arah berlawanan memakai Trim Manual sehingga pesawat tidak menukik.

Pertanyaan dan Usulan

1.      Sungguh sangat riskan menaiki pesawat yang bermasalah dan tidak aman. Bukankah penemuan dan kejadian diatas sudah membuktikan bahwa pesawat baru belum tentu bagus dan harus diuji coba dulu sekian lama untuk membuktikan keselamatan dan ketangguhannya.

2.      Sebaiknya pesawat sejenis di istirahatkan dulu tidak terbang (Grounded) sambil menunggu penyebab butir a diatas. Karena pabrikan BOEING masih mencari dan belum mengetahui penyebab Kesalahan Data AOA tersebut diatas.

3.      Seharusnya pihak regulator FAA USA memerintahkan pabrikan BOEING agar secepatnya menyelidiki dan menganalisa Kesalahan Data AOA tersebut sampai masalah tersebut dapat diatasi dan diperbaiki oleh BOEING.

4.      Prosedur Penanganan Manuver Tak terduga yang dikeluarkan oleh BOEING dan FAA tersebut menurut Penulis masih harus diuji terbang terlebih dahulu oleh BOEING pada pesawat B737-Max8 karena beberapa pertimbangan sebab

5.      Prosedur Penanganan Manuver Tak Terduga pada Pesawat Terbang (Uncommanded Maneuver) harus memenuhi beberapa persyaratan dan aturan (Criteria) tertentu antara lain :

5.1.  Tenaga Pilot (Flight Control Force by Pilot) untuk mengembalikan Manuver Tak Terduga (Recover from Uncommanded Maneuver) tersebut harus tidak melebihi dari persyaratan harga maksimum (Flight Control Force) yang diijinkan oleh persyaratan yang diatur dalam Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil/PKPS (Civil Aviation Safety Regulation/CASR).

5.2.  Penanganan Manuver Tak Terduga tersebut harus bisa dilakukan oleh Pilot pada umumnya (Normal Piloting Skill) dan tidak boleh oleh Pilot berkemampuan luar biasa dengan kemampuan khusus tertentu (Unpiloting Skill).

5.3.  Adakah prosedur tersebut memakan waktu untuk Pilot berpikir dan bertindak (Pilot Transition) sehingga prosedur tersebut dapat mengakibatkan kegagalan mengembalikan pesawat kondisi awal (Recover from uncommanded maneuver).

5.4.  BOEING dan FAA USA harus secepatnya melakukan Uji Terbang Manuver Tak Terduga (Uncommanded Maneuver Flight Test). Sebab boleh jadi bahwa Manuver Tak Terduga tersebut diatas tidak dapat dilaksanakan dan tidak sanggup dilakukan oleh Pilot manapun. Maka keamanan terbang dengan pesawat B737-Max8 lainnya menjadi terancam bahaya dan tidak aman.

Demikian disampaikan dari Pecinta Keselamatan Terbang.

Mula Fridus, data lengkap ada di mulafbb.blogspot.com

 

Sumber Referensi :
1. Emergency Airworthiness Directive no. AD 2018-23-51, dated 7 November 2018


 
 

Rabu, 24 Oktober 2018

Pertimbangan Pembuatan dan Perencanaan Seaplane

 



PENDAHULUAN

Banyak industri pesawat terbang di dunia yang sudah dan telah sukses memproduksi dan menjual pesawat versi Seaplane sebut saja Cessna, de Haviland sekarang sudah dibeli Boeing. Cessna memproduksi Caravan sedangkan Boeing memproduksi Twin Otter.

Tulisan ini dibuat untuk mengantisipasi pembuatan dan perencanaan pesawat terbang versi Seaplane, agar supaya pesawat terbang versi Seaplane yang sudah selesai dibuat dapat bersaing dengan pesaing pesaing lainnya dan laku di pasaran.

Berbicara tentang kebutuhan pasar, tidak dapat dilepaskan dengan persaingan global yang ada di pasaran. Untuk itu disain pesawat terbang versi Seaplane harus memenuhi standard minimum criteria yang sudah ada di pasaran. Tentunya Cessna, Twin Otter dan pesawat Seaplane lainnya sudah mempunyai nilai aircraft performance tertentu. Tentunya performance pesawat terbang versi Seaplane yang akan dibuat dan direncanakan harus lebih baik dan lebih tinggi nilainya dari pesaing pesaing Seaplane di pasaran agar supaya pesawat terbang versi Seaplane yang dibuat dan direncanakan tersebut dapat bersaing dan dapat di jual di pasaran. Akan sulit menjual barang apalagi pesawat terbang kalau mutunya dibawah standard criteria pasar.

Di bawah ini ada beberapa nilai aircraft performance yang perlu dipertimbangkan agar pesawat terbang versi Seaplane yang dibuat dan direncanakan dapat mengalahkan pesaing pesaing pesawat pesawat Seaplane di pasaran yang sudah ada.
 

 AIRCRAFT PERFORMANCE

1.    Kecepatan Rendah/Low Speed, Taxi dan Parkir di air.

Stabil dan tidak terjungkir kalau dibebani dan punya kemudi air.

2.    Kecepatan Tinggi/High Speed dan Take-Off

Mesin dan badan pesawat harus tahan cipratan air.

Pesawat harus tahan tabrakan terhadap benda mengapung dan punya kemudi air.

3.    Panjang dan lamanya Lepas Landas/Take-Off

Harus kurang dari 5.000 feet atau harus kurang dari 1 menit.

4.    Terbang Jelajah/Cruising

Karena Seaplane mempunyai Pelampung/Pontoon/Float/Hull maka akan ada penambahan Hambatan Drag. Karena ada penambahan Hambatan Drag maka pesawat Seaplane akan menghabiskan bahan bakar lebih banyak dan lebih boros dari pesawat aslinya. Untuk keborosan bahan bakar ini harus kurang dari 30% dari pesawat aslinya.

5.    Mendarat/Landing

Pelampung harus tahan terhadap Hentakan Impact

Mesin dan badan pesawat harus tahan cipratan air.

Pesawat harus tahan tabrakan terhadap benda mengapung dan punya kemudi air.

Instrument Panel Kokpit harus rendah agar pandangan Pilot tidak terganggu dan dapat mengukur ketinggian.