Rabu, 21 Juni 2017

Pelajaran Dari GERMANWINGS


Ditulis untuk menyambut Liburan/Lebaran dan ramainya transportasi (Peak Season Transportation).
 
Pembahasan meliputi :

1.      Pintu Kokpit (Cockpit Door)
Sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil yang baru dan Regulasi yang ada di (Federal Aviation Regulation) menerangkan bahwa :
  1. Antara Kokpit tempat Pilot pesawat terbang dengan Kabin Penumpang harus ada sekat berpintu (Cockpit Door).
  2. Pintu ini harus cukup kuat (tahan dari kerusakan dan anti peluru) sehingga diharapkan agar penumpang dari kabin tidak dapat memaksa dan menerobos masuk ke dalam kokpit.

Dengan melihat kondisi seperti ini, sangat wajar apabila Pintu Kokpit telah dikunci oleh Pilot dari Kokpit, maka sangat tidak mungkin untuk membukanya dari kabin penumpang.

Solusi dan usulan perbaikannya adalah :
  1. Pintu kokpit harus dapat dibuka dari Kabin penumpang dengan Kunci Rahasia, hanya Pilot saja yang mengetahui kunci rahasia ini.
  2. Pilot yang keluar dari Kokpit harus selalu membawa Kunci Rahasia ini.

 

2.      Koordinasi Pilot (Pilot Coordination)

Sesuai dengan yang tertulisdalam Buku Petunjuk Terbang (Airplane Flight Manual) dan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bahwa pesawat terbang Airbus tersebut pasti dikemudikan oleh minimum 2 (dua) orang Pilot.

Dengan satu orang Pilot telah meninggalkan tempat duduknya (Pilot Seat) maka diperlukan Aircrew pengganti untuk menggantikan posisi tersebut.

Solusi dan usulan perbaikan adalah :
a.       Selain dua orang Pilot yang menerbangkan pesawat masih dibutuhkan Aircrew ketiga apabila sewaktu waktu dibutuhkan apabila seorang Pilot meninggalkan tempat duduknya.
b.      Aircrew ketiga ini adalah Safety Pilot dan sebaiknya Pilot Senior baik segi umur maupun pengetahuannya.
c.       Tugas dari Safety Pilot adalah untuk memastikan Keselamatan Terbang umumnya terutama di Kabin Penumpang sebab di Kokpit sudah ada Pilot bertugas. Atau sebagai Humas penghubung dengan Penumpang di kabin dan Kepala Pramugari/a.

 

3.      Gangguan Kejiwaan Pilot (Pilot Psychopath)

Kesehatan Pilot (Physical Check) secara berkala sudah di cek kesehatannya oleh Kesehatan Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara. Tetapi hal ini tidak menghentikan adanya banyak kegiatan bunuh diri selama ini yang dilakukan oleh Pilot beserta pesawatnya sehingga menelan banyak korban.

Solusi dan usulan perbaikan adalah :
Para Pilot secara berkala dan rutin harus mengikuti semacam Psycho Test dan Ujian Mental untuk mengetahui Masalah Batin yang dihadapi Pilot bertugas dan Gangguan Mental Pilot yang sedang bertugas.
Ujian mental pilot ini diadakan oleh Psikiater (Psychiatrist) penerbangan yang berpengalaman.

 

4.      Duka Keluarga Korban Kecelakaan.

Dimana keluarga korban masih tengah bersedih, maka sangat tidak pantas mengaitkan kejadian ini dengan aksi terorisme apalagi Agama tertentu sebab tidak ada agama apapun di dunia ini yang mengajarkan terorisme. Sebab ada tetulis di dalam Kitab Suci agama agama :
  1. “Janganlah engkau membuat kerusakan di dunia ini”.
  2. Ketika Yesus hendak ditangkap di taman Getsemani untuk disalibkan Ia berkata : “Tangkaplah dan bawalah Aku saja, tetapi biarkanlah murid muridKu ini pergi”.

Dari kedua ayat ayat suci tersebut jelas sekali bahwa Agama agama tidak menghendaki adanya kerusakan baik harta benda maupun tubuh manusia itu sendiri. Seperti halnya Kecelakaan dan Pembunuhan yang disengaja apalagi Perang. Malah Agama mau menunjukkan bahwa ada seseorang yang dapat dipercaya dan diandalkan itulah Jiwa Pemimpin Sejati, sebab Yesus mau mengorbankan diri untuk keselamatan pengikutNya. Begitu juga hendaknya hal ini dapat dicontoh dan diteladani oleh Para Pilot, Nahkoda dan Sopir yang membawa banyak penumpang yang mempercayakan keselamatannya kepada anda. Berilah para penumpang anda Keselamatan dan Kepercayaan…..….agar merasa aman.

 Salam untuk semuanya dari,
Mula Fridus, baca selengkapnya di http://mulafbb.blogspot.com

 
Bahan Referensi Tulisan :

Ini Detik-Detik Akhir Sebelum Pesawat Germanwings Jatuh
Sunday, 29 March 2015, 21:49 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Transkip kota hitam pesawat Germanwings mengungkap percakapan terakhir antara pilot Patrick Sondheimer dengan kopilot Andreas Lubitz, Ahad (29/3).

Sebelum kecelakaan Sondheimer terdengar berteriak pada dengan nada keras dan kasar agar pintu kokpit dibuka, Lubitz namun tidak digubris sama sekali.
''Buka pintu ini s*alan !,'' kata Sondheimer di detik-detik terakhir sebelum pesawat menghantam pegunungan Alpen dan hancur berkeping-keping. Suara teriakan penumpang di belakangnya terdengar sangat menyedihkan dan tak berdaya.
Koran Jerman Bild am Sonntag mengungkapkan suara-suara terakhir dari pesawat berpenumpang 150 orang tersebut. Transkrip yang belum dirilis secara resmi itu merupakan rekaman suara kokpit.
Di menit-menit awal penerbangan, semua terdengar normal. Percakapan antara dua rekan dan kebisingan mesin kokpit. Sondheimer mengatakan ia belum sempat ke toilet saat di bandara.
''Kau bisa pergi kapan saja,'' katanya.
Beberapa waktu kemudian, Sondheimer meminta Lubitz untuk bersiap
landing.
''Kau ambil alih,'' katanya, dikutip Mirror.
Sementara Lubitz hanya menjawab ''Lihat saja, Kau bisa pergi sekarang,'' katanya tenang.
Sondheimer pergi dan kokpit terkunci. Lubitz terdengar menekan sebuah tombol dan pesawat langsung turun perlahan dari ketinggian 38 ribu kaki. Penumpang tidak sadar bahwa pesawat sedang menukik menuju pegunungan.
Sondheimer kemudian terdengar menggedor pintu meminta masuk kokpit. Tak digubris Lubitz, Ia berteriak lebih keras dan memohon. ''Demi Tuhan, buka pintunya!,'' kata dia.
Sondheimer terdengar menggunakan kapak untuk membuka paksa pintu kokpit sementara Lubitz tetap diam membisu di dalam. Saat itu penumpang mulai terdengar berteriak-teriak. Sondheimer terdengar panik dan depresi. ''Buka pintu s*alan ini!,'' bentaknya.
Suara semakin bising, riuh penumpang berteriak-teriak, kemudian rekaman habis.
Dikutip Telegraph, kopilot 27 tahun itu belakangan diketahui mengalami masalah penglihatan dan sedang menerima pengobatan psikis. New York Times melaporkan bahwa Lubitz mendapat perawatan dari Dusseldorf University Hospital untuk masalah penglihatan.
Polisi mengatakan mereka menemukan obat antidepresan di rumah Lubitz. ''Kita tak punya petunjuk tentang apa yang melintas di kepalanya,'' kata dokter Simon Wessely dari Institute of Psychiatry di King's College London.
''Meskipun jika kami memiliki semua rekam medis Lubitz dan telah mewawancarainya langsung, itu tetap tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi padanya dan apa yang mempengaruhinya,'' kata Wessely. Dokumen medis menunjukan ia pernah sakit.
Tetangga Lubitz terkejut dengan dugaan kecelakaan sengaja yang diduga dilakukan Lubitz. Mereka mengenal pria tersebut sebagai pria yang sangat sehat secara fisik. Catatannya menyebutkan Lubitz sering melakukan lari jarak jauh. Ia lulus semua tes medis untuk pilot Germanwings.
Dokter dari Royal College of Psychiatrists Inggris Raj Persaud mengatakan pembunuhan massal bisa diakibatkan gangguan kepribadian pelaku. ''Mereka merasa sesuatu yang begitu mengerikan telah dilakukan pada mereka sehingga mereka melakukan bencana sebagai balas dendam,'' katanya.
Menurut Persaud, bencana tersebut seperti seimbang dengan apa yang pernah mereka derita. Namun, tambah Persaud, mencegahnya menjadi sulit karena pelaku kadang pintar menyembunyikan apa yang mereka rasakan.
''Orang bisa sangat terampil membuat topeng,'' kata Paul Keedwell, psikiater khusus gangguan
mood dari Cardiff University. Menurutnya, akan tidak bijaksana jika menganggap kesengajaan Lubitz mencelakaan pesawat adalah tindakan agresif.
Menurutnya, bisa saja Lubitz hanya menginginkan kematian dirinya sendiri dan tidak peduli dengan orang sekitarnya. Beberapa ahli mengatakan pelaku pembunuhan massal juga bisa jadi ingin dikenal orang banyak dan menjadi terkenal.
''Subjek dapat ketenaran dengan melakukan sesuatu yang akan diingat dunia, meskipun sebagai pahlawan negatif,'' kata Dr Roland Coutanceau, presiden Liga Perancis untuk Kesehatan Mental.
Dia mengatakan tindakan seperti itu kadang-kadang dilakukan oleh orang-orang paranoid dan marah pada majikan atau masyarakat luas.

''Ini adalah tindakan destruktif yang (memberikan) dia semacam keabadian,'' kata Coutanceau. ''Kematian hanya bagian dari script," tutupnya.
 

Suasana Histeris Penumpang Germanwings Terekam
Senin, 30 Maret 2015, 05:39 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penumpang pesawat naas Germanwings tipe Airbus 320 diketahui menjerit histeris selama 5 menit sejak sang pilot mencoba masuk kembali ke dalam kokpit yang ternyata telah dikunci oleh sang kopilot, Andreas Lubitz dengan sengaja.
Dari rekaman kotak hitam, terdengar jeritan penumpang bertahan sampai detik-detik tumbukan pesawat dengan pegunungan Alpen. Dari rekaman ini bisa disimpulkan bahwa para penumpang secara sadar mengalami detik-detik kecelakaan yang menewaskan 150 penumpang ini.
Penyidik Brice Robin mengungkapkan, rekaman kotak hitam dengan jelas memberikan petunjuk kengerian yang terjadi di dalam kabin pesawat saat detik-detik menjelang jatuhnya pesawat tersebut. Radar penerbangan merekam bahwa pukul 10.29 pesawat menukik sejauh 316 kaki dan pada pukul 10.32 diketahui pesawat telah berada pada ketinggian 1.800 kaki.
Pada saat tersebut pengendali lalu lintas udara mencoba menghubungi pesawat namun tanpa hasil, dan sejurus kemudian alarm berbunyi.


 Sondheimer, sang pilot, kemudian terdengar menggedor pintu meminta masuk kokpit. Tak digubris Lubitz, Ia berteriak lebih keras dan memohon. ''Demi Tuhan, buka pintunya!,'' kata dia.
Sondheimer terdengar menggunakan kapak untuk membuka paksa pintu kokpit
sementara Lubitz tetap diam membisu di dalam. Saat itu penumpang mulai terdengar berteriak-teriak. Sondheimer terdengar panik dan depresi.
''Buka pintu s*alan ini!,'' bentaknya.
Suara semakin bising, riuh penumpang berteriak-teriak, kemudian rekaman habis
.