Kamis, 23 Februari 2017

Kontroversi Pembelian Helikopter Agusta Westland


Seiring ramainya kampanye dan hiruk pikuknya pilkada 2017, tidak kalah ramainya pembelian helikopter produksi perusahaan patungan Agusta (Italia) dan Westland (Inggris) Tipe Merlin AW-101oleh pemerintah Indonesia. Pembelian helikopter Merlin AW-101 itu menimbulkan kontroversi dan perselisihan baik di masyarakat maupun di dalam lembaga pemerintah.

Banyak aspek yang menimbulkan kontroversi, perdebatan dan perselisihan. Diantaranya adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa, Sumber Daya Manusia, Transfer teknologi asing kepada bangsa Indonesia, Kemampuan Teknis Helikopter, Kewenangan Administrasi dan Prosedur Pembelian Helikopter dll. Dalam hal ini penulis akan membatas batasi pokok pembahasan. Penulis tidak akan membahas faktor non teknis, seperti administrasi, prosedur, persyaratan, undang undang, peraturan dll. Tetapi penulis berusaha mengungkap keuntungan teknis yang didapat serta keuntungan lain bagi bangsa Indonesia, apabila membeli produksi dalam negeri.

Sebelumnya marilah kita lihat latar belakang Dunia Penerbangan Indonesia. Industri penerbangan Indonesia dimulai di Bandung oleh Bapak Alm. Nurtanio dengan nama LAPIP sesudah itu berganti nama PT Nurtanio, berubah nama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN) dan sekarang menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Semenjak tahun 1976, PT DI sudah berhasil merakit helikopter NBO-105 (Nusantara Bolkow 105) hasil kerjasama dan patungan dengan perusahaan helikopter Jerman MBB (Messerschmid Bolkow Blohm). MBB dan Aerospatiale melebur menjadi perusahaan helikopter EUROCOPTER. Sekarang Eurocopter dan PT DI sudah merakit dan memproduksi helikopter Cougar EC-725 hasil pengembangan dari helikopter sebelumnya Superpuma AS-332. Hal ini membuktikan bahwa PT DI sudah sejak lama sekali berkiprah dalam merakit dan memproduksi Helikopter. Helikopter Cougar EC-725 inilah yang akan menjadi pesaing unggulan di atas Merlin AW-101, berikut ulasannya.

PERBANDINGAN KEMAMPUAN TERBANG KEDUA HELIKOPTER

NO
FAKTOR PERBANDINGAN
Cougar EC-725
Dengan 2 Engine
Merlin AW-101
Dengan 3 Engine
1
Daya mesin helikopter (Engines power)
2.382 hp
2.100 hp
2
Berat maximum helikopter (Maximum weight)
11.200 kg
14.600 kg
3
Daya angkut maximum helikopter (Payload)
5.670 kg
5.520 kg
4
Kecepatan maximum jelajah (Max. cruising speed)
154 kts
150 kts
5
Kecepatan maximum operasi (Max. operating speed)
175 kts
167 kts
6
Maximum jarak terjauh terbang (Maximum range)
857 km
833 km
7
Ketinggian terbang maximum (Maximum ceiling)
6.095 m
4.575m

Dari tabel di atas didapatkan kepastian bahwa Cougar EC-725 secara kemampuan terbang dan teknis (Helicopter Performance) jauh lebih unggul dari pada Merlin AW-101. Keunggulan Berat maximum helikopter sama sekali tidak menjamin tentang keunggulan kemampuan terbang. Malah menghasilkan sebaliknya, dengan bertambahnya berat maka helikopter tersebut menjadi lebih lamban dan berkurang kemampuan terbangnya. Dengan 3 (tiga) engine pada Merlin AW-101 akan mengeluarkan biaya perawatan (Maintenance) yang lebih besar dan tentu saja dengan 3 (tiga) engine akan mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak dan lebih boros.

Dengan memilih produksi dalam negeri didapatkan beberapa keuntungan tambahan antara lain :

1.      Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia,

Dengan membeli EC-725 produksi PT DI maka Pembeli (Customer) turut serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Sesuai diamanatkan di dalam Pembukaan UUD45 menjadi tujuan utama Bangsa Indonesia, sangat sesuai dengan Misi dan Visi PT Dirgantara Indonesia.

2.      Transfer Teknologi

Dengan membeli EC-725 produksi PT DI maka Pembeli (Customer) turut berperan dalam Transfer teknologi kepada bangsa Indonesia khususnya karyawan PT DI terutama generasi dan angkatan muda.

3.      Sumber Daya Manusia

Dengan membeli EC-725 produksi PT DI maka Pembeli (Customer) turut berperan dalam Meningkatkan Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia khususnya karyawan PT DI untuk bersaing dengan bangsa maju dalam menghadapi persaingan teknis dan bisnis di Era Globalisasi.

Penulis tidak bermaksud untuk menambah dan mempertajam kontroversi yang ada, tetapi berusaha untuk membuktikan kebenaran yang ada dengan logika sederhana dan pikiran yang tulus. Demikian tulisan ini dibuat untuk dijadikan pertimbangan dan kajian lebih lanjut.

Salam untuk semuanya dari Mula Fridus, baca selengkapnya di http://mulafbb.blogspot.com

 

Bahan dan Referensi tulisan :

EC725 Super Cougar Mk II, Data from {Eurocopter.com}

General characteristics

  • Crew: 1 or 2 (pilot + co-pilot)
  • Capacity: 1 chief of stick + 28 troops or 5,670 kilograms (12,500 lb) payload
  • Length: 19.5 m (64 ft 0 in)
  • Height: 4.6 m (15 ft 1 in)
  • Empty weight: 5,330 kg (11,751 lb)
  • Gross weight: 11,000 kg (24,251 lb)
  • Max takeoff weight: 11,200 kg (24,692 lb)
  • Power plant: 2 × Turboméca Makila 2A1 turboshaft engines, 1,776 kW (2,382 hp) each
  • Main rotor diameter: 16.20 m (53 ft 2 in)
  • Main rotor area: 206.1 m2 (2,218 sq ft)

Performance

  • Maximum speed: 324 km/h (201 mph; 175 kn) in level flight
  • Cruising speed: 285 km/h (177 mph; 154 kn)
  • Never exceed speed: 324 km/h (201 mph; 175 kn)
  • Range: 857 km (533 mi; 463 nmi)
  • Ferry range: 1,325 km (823 mi; 715 nmi)
  • Service ceiling: 6,095 m (19,997 ft)
  • Rate of climb: 7.4 m/s (1,460 ft/min)

 

Data from Jane's All The World's Aircraft 2003–2004, Agusta Westland AW-101 Merlin

General characteristics

  • Crew: 3–4
  • Capacity:
  • 26 troops (38 passengers) or 5 tons of payload or 4 stretchers (with sonar removed).
  • 30 seated troops or 45 standing fully equipped combat troops, or 3,050 kg (6,724 lb) of internal payload, 5,520 kg (12,169 lb) of external payload, or 16 stretchers for AW101
  • Length: 19.53 m-fuselage length (64 ft 1 in)
  • Rotor diameter: 18.59 m (61 ft 0 in)
  • Height: 6.62 m (21 ft 8¾ in)
  • Disc area: 271.51 m² (2,992.5 ft²)
  • Empty weight: 10,500 kg (23,149 lb)
  • Max. takeoff weight: 14,600 kg (32,188 lb)
  • Power plant: 3 × Rolls-Royce Turbomeca RTM322-01 turboshafts, 1,566 kW (2,100 shp)

Performance