Dengan jatuhnya pesawat Super Tucano EMB-314 pabrikan Embraer
Brazilia saat melakukan Uji Terbang (Flight Test) di Blimbing Malang, saya turut
mengucapkan Berduka cita sedalam dalamnya atas musibah yang menimpa tersebut.
Untuk mencegah supaya peristiwa atau tragedi tersebut tidak terulang kembali.
Berikut saya paparkan kegiatan uji terbang yang selama ini dilakukan oleh PT
Dirgantara Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan Keselamatan Terbang (Flight
Safety) terutama pada saat uji terbang.
Uji terbang dikategorikan ada beberapa jenis :
1. Uji
terbang Maintenance, yaitu uji terbang yang dilakukan setelah pesawat tersebut
mengalami perbaikan atau perawatan di beberapa systemnya (Mesin, Radio, Navigasi, Alat kemudi dll.)
2. Uji
terbang Experimental, yaitu uji terbang pesawat yang belum pernah ada
sebelumnya (Prototype), tujuannya yaitu untuk mengetahui sifat sifat pesawat
baru (Flight Characteristic of Prototype aircraft) yang baru dirancang dan
belum pernah ada di dunia (N250, RA80, N219 dll.)
3. Uji
terbang Development, uji terbang pesawat yang sudah ada (Non Prototype),
tujuannya untuk mengetahui sifat sifat pesawat apabila pesawat tersebut
mengalami perubahan bentuk dari asalnya atau modifikasi system alatnya
(Hydraulic, Mesin, bentuk moncong atau sayap dll.)
4. Uji
terbang Sertifikasi, uji terbang yang dilaksanakan bersama Otoritas Penerbangan
setempat pada pesawat Prototype dengan tujuan untuk mendapatkan Sertifikat Tipe
(Type Certificate) atau uji terbang yang dilaksanakan bersama Otoritas
Penerbangan setempat pada pesawat Development/Modifikasi yang sudah sukses dan berhasil
baik untuk mendapatkan Sertifikat Kelaikan Udara (Certificate of Airworthiness)
5. Uji
terbang Produksi, uji terbang pada pesawat terbang yang sudah selesai diproduksi
serial secara massal dan sudah mendapatkan Type Certificate dari Otoritas
Penerbangan setempat.
6. Uji
terbang Pembeli pesawat (Customer), uji terbang yang dilakukan bersama Customer
(Customer Acceptance Flight) tujuannnya yaitu agar pesawat tersebut dapat
diterima dan diambil oleh Customer.
Beberapa pertimbangan dalam melakukan Uji Terbang :
1. Dilakukan
bertahap, tahap demi tahap, dimulai dari yang paling sederhana, yang paling
aman dan tidak berbahaya. Setelah hasilnya dianalisa dan diketahui, baru
dilakukan tahap berikutnya yang lebih sulit dan berbahaya. Dalam hal ini tidak
mengenal yang namanya MENTAL TERABASAN….yaitu melakukan Uji Terbang dengan
melakukan lompatan jauh kedepan tanpa mengetahui hasil sebelumnya.
2. Uji
terbang tidak boleh dilakukan di atas kota yang padat penduduk. Uji terbang
harus mempunyai area tertentu (Flight Test Area) yang tidak padat penduduk
(Unpopulated Area)
3. CLEAR
AND SUNNY DAY…… begitulah kata instruktur saya waktu bersekolah di National
Test Pilot School California Amerika dulu. Artinya jangan melakukan uji terbang
pada saat cuaca jelek (hujan, berkabut, gelap dll…)
4. Melakukan
Pre Flight Briefing bersama dengan pihak terkait penerbangan (Operasi
penerbangan untuk perijinan penerbangan, Meteorologi untuk mendapatkan cuaca
saat itu, Mekanik perawatan pesawat untuk mengetahui kondisi pesawat secara
detail dan menyeluruh.) sebelum melaksanakan uji terbang. Hal ini sangat
penting…. Sebab Pilot dan Aircrew harus mengetahui dengan jelas dan detail
tentang kondisi pesawat (Jumlah bahan bakar, Perbaikan alat, perawatan pesawat
dll.) sebelum terbang dari Mekanik pesawat tersebut. Jikalau Pilot dan Aircrew
tidak mengetahui kondisi pesawatnya sebelum terbang, maka hal ini sangatlah
berbahaya….
5. Indonesia
adalah Negara berkeTuhanan hal ini ditegaskan pada sila pertama Pancasila. Apakah
hal ini gothak gathuk atau bukan.... dan boleh percaya atau tidak?.....di kalangan dan lingkungan uji terbang banyak
yang percaya bahwa kecelakaan pesawat pada saat uji terbang sangat erat
hubungannya dengan saat saat perayaan keagamaan di Indonesia. Sudah dua
kejadian yang cukup memukul kita semua dan tidak perlu untuk mengulang yang
ketiga dan keempat. Kecelakaan Pertama saat jatuhnya pesawat CN235 di Gorda
Tangerang adalah pada Hari Raya Peringatan Waisak. Kecelakaan Kedua pada saat
Super Tucano jatuh di Blimbing Malang adalah pada Hari Raya Peringatan Galungan
Kuningan dan pada hari itu juga adalah Rabu Abu yaitu hari pertama umat
Kristiani berpantang dan berpuasa selama 40 hari lamanya sebelum Paskah. Untuk
itu sebelum setiap kali melaksanakan Uji Terbang dan setelah selesai melaksanakan
Pre Flight Briefing ada baiknya disambung dengan Berdoa bersama kepada Tuhan
memohon Keselamatan dan Kesuksesan Uji Terbang……..Amin.
Salam untuk semuanya dari Mula Fridus.
CN235 Accident description in Gorda
Tangerang
Last updated: 11 February 2016
Status:
|
|
Date:
|
Thursday 22 May 1997
|
Type:
|
|
Operator:
|
|
Registration:
|
PK-XNT
|
C/n / msn:
|
N018
|
First flight:
|
1991
|
Crew:
|
Fatalities: 6 / Occupants: 6
|
Passengers:
|
Fatalities: 0 / Occupants: 0
|
Total:
|
Fatalities: 6 / Occupants: 6
|
Airplane damage:
|
Damaged beyond repair
|
Location:
|
near Gorda AFB (
Indonesia)
|
Phase:
|
Maneuvering (MNV)
|
Nature:
|
Test
|
Departure airport:
|
?
|
Destination airport:
|
?
|
Narrative:
Lost control while testing the LAPES (Low Altitude Parachute Extraction System) to drop a 4000 kg load from a height of 200 m. The parachute harness apparently detached during the process, causing the 400 kg load to remain on the cargo door. Control was lost and the aircraft crashed.
Lost control while testing the LAPES (Low Altitude Parachute Extraction System) to drop a 4000 kg load from a height of 200 m. The parachute harness apparently detached during the process, causing the 400 kg load to remain on the cargo door. Control was lost and the aircraft crashed.
Classification:
Loss of control
Loss of control
Super Tucano Accident description in
Blimbing Malang.
ASN Wikibase Occurrence # 184344
Last updated: 11 February 2016
Date:
|
10-FEB-2016
|
Time:
|
10:30 a.m.
|
Type:
|
|
Owner/operator:
|
Indonesian Air Force
|
Registration:
|
PT-ZFQ/TT-310
|
C/n / msn:
|
31400184
|
Fatalities:
|
Fatalities: 2 / Occupants: 2
|
Other fatalities:
|
2
|
Airplane damage:
|
Written off (damaged beyond
repair)
|
Location:
|
Malang, East Java -
Indonesia
|
Phase:
|
En route
|
Nature:
|
Military
|
Departure airport:
|
Abdurrahman Saleh airport
|
Destination airport:
|
Abdurrahman Saleh airport
|
Narrative:
The plane crashed into a house while performing a test flight, obviously due to a technical failure. Two persons on the ground died, as well as the pilot of the plane and the flight engineer. The pilot did manage to eject from the plane, but he died from injuries sustained in the crash.
The plane crashed into a house while performing a test flight, obviously due to a technical failure. Two persons on the ground died, as well as the pilot of the plane and the flight engineer. The pilot did manage to eject from the plane, but he died from injuries sustained in the crash.